Siang dan malam 12 jam

Nama “ekuinoks” berasal dari bahasa Latin aequus (yang berarti sama) dan nox (yang bermakna malam), karena selama ekuinoks, panjang siang dan malam sama. Fenomena astronomi ini ditandai dengan durasi waktu siang dan malam hampir sama persis, yakni 12 jam di seluruh dunia.

Selain itu, peristiwa ekuinoks juga ditandai dengan Matahari yang terbit dan terbenam tepat di posisi timur dan barat. Untuk diketahui, bidang khatulistiwa Bumi (ekuator) berada dalam posisi miring terhadap bidang ekliptika (bidang edar bumi mengitari matahari) sebesar 23,4 derajat.

Baik belahan Bumi utara atau selatan, sedikit miring ke arah Matahari. Namun pada saat terjadi ekuinoks, sumbu Bumi tegak lurus dengan Matahari.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mencatat adanya fenomena ekuinoks yang terjadi hari ini, 23 September 2021. Apa itu ekuinoks?

Dikutip dari situs LAPAN, ekuinoks merupakan peristiwa saat kedudukan Matahari tepat berada di khatulistiwa. Ekuinoks terjadi dua kali selama Bumi mengelilingi Matahari, yaitu pada Maret disebut ekuinoks musim semi, dan September disebut ekuinoks musim gugur untuk belahan Bumi utara.

Di Indonesia, ekuinoks bulan Maret merupakan pertanda peralihan musim atau pancaroba dari hujan ke kemarau. Sedangkan ekuinoks pada bulan September ini menjadi pertanda peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Tanda pergantian musim

Ekuinoks sendiri bukan hal baru. Fenomena ini merupakan pertanda pergantian musim yang terjadi dua kali dalam setahun, yaitu di bulan Maret dan September.

You may also like

Leave a reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *