Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar ke Rp 6.800 per liter disebut akan langsung berdampak pada biaya jasa angkut logistik. Bahkan, kenaikan harga BBM Solar ini akan berdampak kepada lonjakan biaya logistik hingga 25 persen.
Angka itu masih lebih rendah ketimbang kenaikan harga Bio Solar yang meningkat sekitar 32 persen. Jika dibarengi dengan kenaikan sewa jasa angkut, pelaku usaha disebut bisa bertahan di tengah kondisi yang dihadapi.
“Para pengusaha angkutan barang berharap dengan adanya kenaikan harga BBM jenis bio solar ini, diiringi dengan kenaikan harga sewa ke konsumen yang sepadan dan sesuai kalkulasi imbas kenaikan harga bio Solar,” ujar Wakil Ketua Umum DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng & DIY, Agus Pratiknyo dalam keterangannya, Senin (5/9/2022).
“Ini akan berdampak pada kenaikan harga sewa konsumen sekitar 25 persen sehingga dapat menutup Operating cost yang selama ini telah berdarah-darah dan mendorong semangat untuk berinvestasi kembali di dunia angkutan barang,” terangnya.
Secara umum, ia menyambut baik adanya kepastian pemerintah soal harga BBM Subsidi. Apalagi di tengah klaim kuota yang akan habis dalam kurun kurang dari 1 bulan lagi.
Agus berharap Keputusan kenaikan harga BBM bisa diiringi dengan semangat dan komitmen pemerintah dalam memperbaiki tata kelola penyaluran BBM Bersubsidi. Menurutnya kondisi saat ini morat-marit dan kontraproduktif dengan aturan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sendiri.
“Penyaluran BBM Bersubsidi khususnya untuk angkutan barang hendaknya pemerintah perlu “meluruskan” kembali penerima subsidi yang berhak sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang telah dikeluarkan yaitu kendaraan dengan tanda nomor kendaraan warna dasar kuning,” bebernya.